Sabtu, 13 Januari 2007 Radar Banjarmasin
BANJARMASIN,- Tahun 2007 ini, agaknya batubara diperkirakan masih tetap menjadi usaha primadona di Kalsel. Emas hitam tersebut masih akan menjadi penyumbang terbesar mata dagangan ekspor.
Hal ini terlihat dari perkembangan realisasi ekspor daerah Kalsel yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel. Sejak Januari 2005 hingga Desember 2006, ekspor batubara selalu meningkat. Jika dihitung berdasarkan volume maka kenaikan tersebut mencapai 6,78 persen. Sementara jika dihitung berdasarkan nilai USD, maka kenaikan mencapai 2,68 persen.
"Potensi batubara masih besar, sehingga optimistis jika batubara masih menjadi sektor andalan Kalsel," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel Drs Subardjo di ruang kerjanya, kemarin.
Mengutif data dari Sub Dinas Bina Perdagangan Luar Negeri Disperindag, Subardjo menjelaskan bahwa pada Januari-Desember 2005 volume ekspor sebesar 50.928.511.134,52 kg. Sementara pada Januari-Desember 2006 meningkat menjadi 54.381.960.327,86. Kemudian nilainya, ekspor batubara pada bulan Januari-Desember 2005 sebesar USD 1.587.376.946,07 dan pada bulan Januari-Desember 2006 menjadi USD 1.629.910.567,43. "Jumlah ekspor batubara tersebut tercatat baik yang keluar melalui Pelabuhan Trisakti maupun Pelabuhan Khusus (Pelsus). Selama untuk konsumsi ekspor maka akan tercatat di Disperindag," katanya.
Dijelaskan mantan Wakil Kepala Disperindag Kalsel ini, meningkatnya produksi batubara tersebut memang disebabkan mutu batubara Kalsel yang bagus.
Meski begitu, Kalsel agaknya tak terlena dengan pertumbuhan ekspor batubara tersebut. Sebab, lambat laun cadangan batubara akan habis. Kemudian, batubara pun memiliki dampak lingkungan. Hal ini disadari Subardjo. Menurutnya, Disperindag pun telah melakukan komunitas penyeimbang ekspor batubara. Diantaranya karet dan kelapa sawit. Apalagi belakangan ini, harga jual 2 produk tersebut sangat bagus di pasar internasional.
Karena itu pula, Kalsel pun berupaya mempromosikan 2 produk tersebut secara intensif. Selain menggugah masyarakat terlibat pada Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Pemprov Kalsel pun memberikan intensif kepada para investor yang ingin berusaha di Kalsel. "Caranya dengan mempermudah prosedur perizinan," pungkasnya. (pur)