Jumat, 13 Januari 2006 02:55
PENGHENTIAN aktivitas tambang di lahan garapan PT Pama, selaku kontraktor PT Adaro Indonesia dan penghentian aktivitas blasting di seluruh areal milik PT Adaro tak urung menimbulkan masalah bagi karyawan dan pihak perusahaan.
Para karyawan di perusahaan itu, terpaksa menjadi pengangguran sementara, meski gaji tetap dibayar. Mereka tetap hadir ke kantor untuk mengisi daftar hadir, walaupun tak ada pekerjaan. PT Pama menyuplai 60 persen batu bara ke PT Adaro, sehingga kondisi penghentian sementara ini kurang menguntungkan.
Menurut Kepala Teknis yang juga General Manager Operasional PT Adaro, Putu Sastrawan, saat ini ready stock batu bara PT Adaro tinggal 800 ribu ton atau cukup 8 hari saja, meskipun coal inventory yang siap dikeruk di lokal lain masih 1,2 juta ton.
Di sisi lain peristiwa kecelakaan di areal tambang yang berakibat dua orang tewas sendiri, tak urung mengungkit manfaat keberadaan perusahaan tambang yang beroperasi di Kabupaten Balangan dan Tabalong itu, bagi masyarakat lokal.
Untuk membuka lahan tambang di Paringin saja misalnya, sejumlah desa seperti Lasung Batu Kecamatan Paringin, Balangan harus digusur. Padahal, perkampungan yang dulunya dikenal sebagai Desa Lamida Atas itu dulunya ramai.
Beragam keluhan pun muncul selama perusahaan tambang itu beroperasi. Di antaranya mengeringnya sumber mata air alami yang selama ini mendukung kehidupan masyarakat sekitar tambang dan rusaknya ekosistem hutan.
Abbas, warga Lasung Batu menuturkan, masyarakat umumnya kecewa karena hanya sedikit warga dipekerjakan lansung dalam aktivitas pertambangan. Selama ini warga hanya mengandalkan pemasukan sebagai penyadap karet dan bekerja serabutan.
Mengenai kesulitan air, sebenarnya perusahaan tambang telah mengganti dengan menyediakan tong untuk menampung suplai air bersih. Satu tong untuk 2-3 rumah tangga ,seperti di Desa Panjang RT 1 Balangan. Namun menurut warga, hal itu masih belum cukup.
Meski banyak keluhan, keberadaan perusahaan tambang di bumi sarabakawa disadari juga berperan menggerakkan roda perekonomian warga. Selain membuka lapangan kerja, kehadiran perusahaan juga dimanfaatkan untuk meraup rezeki, seperti berjualan dan menyediakan jasa perumahan.
Kendati belum optimal memberikan kontribusi, Mardani mengakui Tabalong saat ini cukup tergantung dengan pertambangan. Menurutnya pembangunan akan mandek dan masyarakat banyak akan susah jika mata pencahariannya ditutup.
Kepala Divisi External PT Adaro, Andriansyah mengatakan, hingga kemarin belum ada kepastian kapan PT Pama beroperasi dan di izinkan melakukan blasting lagi. Putu Sastrawan, kini mengaku mulai dipusingkan urusan presentasi ke hadapan manajemen pusat di Jakarta mengenai kondisi perusahaan dan kronologis kecelakaan saat peledakan itu. Perusahaan belum diizinkan beroperasi selama tim investigasi belum selesai menyelidiki. anjar wulandari
Copyright © 2003 Banjarmasin Post