Saturday, January 27, 2007

Tambang Adaro Pascaledakan (1)

Kamis, 12 Januari 2006 01:09
Dihentikannya operasional PT Pama di areal tambang PT Adaro di Desa Lasung Batu, Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan membuat kawasan tersebut seperti mati suri. Areal seluas 4.000 hektare dengan potensi batu bara sekitar 117juta ton itu terlihat sepi dari aktivitas pekerja.

Hanya sejumlah alat berat, seperti Ekskavator PC 4000 yang berfungsi mengeruk tanah sampai 40 ton, tampak terparkir disana. Padahal, menurut penuturan salah satu sopir angkutan tambang, kawasan itu biasanya ramai oleh pekerja.

Bahkan orang yang tidak berkepentingan tidak dapat bebas masuk karena berbahaya. Lalu lalang Ekskavator sampai truk raksasa How Dump (HD) seolah tak berhenti mengangkut ‘emas hitam’ itu. Tapi Selasa (9/1), BPost bersama rombongan wartawan yang melihat secara langsung lokasi ledakan yang menewaskan dua pekerja, dengan leluasa memasuki areal terlarang tersebut.

"Sudah tiga hari sejak peritiwa ledakan di tambang Pama, lokasi ini sepi. Biasanya jalur ini tidak bisa sembarangan dilewati mobil selain truk pengangkut dan alat berat,"kata sopir angkutan tambang tadi.

Memasuki lokasi tambang PT adaro melalui jalur khusus berupa jalan tol, pihak perusahaan melakukan penjagaan ketat. Jalur itu hanya boleh dilalui mobil khusus tambang seperti truk double cabin dilengkapi lampu peringatan, lampu sorot dan antena berbendera panjang sebagai standar pengamanan.

Sepatu boots plus safety jacket yang dilengkapi strip metalik merupakan perlengkapan wajib jika memasuki areal tambang itu. Perjalanan menuju kantor operasional dan dalam lokasi tambang rombongan sendiri cukup menarik. Taman-taman terawat apik tampak di sekitar areal itu.

Kegersangan baru terasa saat benar-benar memasuki lokasi tambang. Sejauh mata memandang, yang terlihat cuma hamparan lahan gundul coklat bercampur hitam pekat batu bara. Di lokasi bukit tempat peledakan yang menimbulkan korban jiwa Minggu lalu, tampak runtuhan tanah lempung yang belum dibersihkan.

Di antara timbunan tanah itu, terlihat onggokan plat besi merah dalam keadaan penyok. Menurut Asep Farid, Safety Kru PT Adaro benda itu merupakan shelter tempat korban ledakan berlindung.

Dalam penjelasannya kepada pers, GM Operations PT Adaro yang juga kepala teknik, Putu Sastrawan, tak menampik dugaan adanya kelalaian saat pelaksanaa peledakan (blasting).

Tim investigasi inspektorat pertambangan pusat dibantu dinas pertambangan provinsi dan kepolisian, hingga kini melakukan pemeriksaan. Untuk memperlancar proses penyelidikan itulah pihaknya menghentikan semua aktivitas peledakan di lahan milik PT Adaro Indonesia, baik yang digarap PT Pama, PT Buma, PT RA dan PT SIS. anjar wulandari

Copyright © 2003 Banjarmasin Post