Monday, October 16, 2006

Sidak Bupati Ke Tambang Dalam Kawasan Hutan (2-habis)

Sabtu, 14 Oktober 2006 00:41
Jalan Objek Wisata Pun Ditutup

MANISNYA tambang kian menggelapkan mata. Perjalanan rombongan Bupati Tanah Laut Drs H Adriansyah menuju objek wisata gua marmer di Desa Sungai Bakar Kecamatan Pelaihari pun tertahan selama 20-an menit akibat portal besi yang membentang di tengah jalan.

Penambang bijih besi sengaja menutup jalan tersebut dengan portal yang panjangnya sekitar enam meter. Disitu juga terpampang tulisan ‘Dilarang masuk areal tambang tanpa izin pihak manajemen.’ Padahal, jalan tersebut adalah satu-satunya akses jalan darat menuju objek wisata gua marmer.

Dua warga Sungai Bakar Burdin dan Jali menuturkan, penutupan jalan sejak satu setengah tahun lalu itu praktis menyebabkan objek wisata alam tersebut mati. Beberapa bulan silam ada beberapa pengunjung yang datang, tapi balik kanan karena tidak bisa masuk.

Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Drs HM Syamsul Fajeri MM MSi yang ikut dalam rombongan Bupati menghela nafas panjang. Ia mengira portal itu telah dibuka pascapeninjauan lapangannya beberapa bulan lalu bersama Kadishut Ir Aan Purnama MP.

Manajemen PD Baratala Tuntung Pandang selaku pemberi surat perintah kerja (SPK) kepada penambang bijih besi di Sungai Bakar menegaskan komitmennya untuk turut melestarikan objek wisata. Kepada BPost beberapa waktu lalu, Plt Dirut Baratala Agung Prasetia pernah mengatakan akan membuka portal tersebut.

Aad begitu Bupati Adriansyah disapa pun terkejut saat memasuki kawasan gua marmer. Pasalnya, jalan bertingkat dari tanah menuju gua yang dulu ada kini sirna. Yang ada hanya jalan tambang yang setiap saat disesaki hilir mudik angkutan tambang.

Kondisi gua marmer pun telah banyak berubah. Semak belukar menyelimuti jalan setapak menuju gua, bahkan pintu gua pun nyaris tak terlihat lagi karena tertutupi pepohonan.

"Kondisinya tidak mencerminkan objek wisata. Guanya saja tak terlihat. Kita tak bisa menyalahkan penambang sepenuhnya. Mungkin mereka mengira itu hanya bebatuan biasa," kata Aad.

Tak selayaknya penambang menutup jalan menujuk objek wisata itu. "Ini hanya masalah mis communication.

Nanti, penambang akan kita minta untuk membuka jalan itu. Silakan tetap memajang portal demi keamanan. Tapi, setidaknya harus disediakan jalan untuk wisatawan menuju ke gua marmer," cetus Aad.

Dinas Pariwisata harus segera membenahi gua marmer. Tidak hanya membersihkan semak belukar, tapi juga membangun fasilitas pendukung, seperti tempat bersantai bagi pelancong. idda royani

Copyright © 2003 Banjarmasin Post