Saturday, October 07, 2006

Penambangan Intan Cemari Lingkungan

Kamis, 07 September 2006 01:33:28

Banjarbaru, BPost - Keberadaan penambangan intan di Banjarbaru memunculkan dampak pencemaran yang luar biasa. Empat Non Goverment Organization (NGO) berbasis lingkungan di daerah ini membeberkan sejumlah fakta tentang ancaman keberadaan aktivitas penambangan yang dimotori PT Galuh Cempaka (GC). Efeknya, mengancam ketahanan pangan di kota Banjarbaru.

"Ini sudah kejahatan lingkungan. Lumbung padi kota Banjarbaru terancam dengan aktivitas penambangan PT GC. Kami menuntut Pemko Banjarbaru segera mengambil langkah yang diperlukan secara hukum dan administrasi berkenaan dengan kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan. PT GC harus menghentikan aktivitas pengerukan yang mencemari lingkungan," tandas Abid, juru bicara empat NGO lingkungan kepada pers, Rabu (6/9).

Abid yang berbicara mewakili Walhi Kalsel, Jari Borneo, Yayasan Cakrawala Indonesia (YCHI) Banjarbaru, dan Rindang Banua Banjarbaru menyebutkan, dasar tuntutan itu dari hasil temuan lingkungan yang mereka lakukan 4 September tadi.

Saat turun ke lapangan di sekitar lokasi tambang atas permintaan masyarakat yang merasakan dampak lingkungan, diketahui telah terjadi penurunan fungsi sungai sebagai pengatur tata air, minimal pada tiga sungai di Kelurahan Palam.

Penyebabnya tak lain pengelolaan tambang yang carut marut dimana perencanaan pertambangan tidak mengakomodir kepentingan masyarakat sekitar dan terkesan arogan.

Dokumen Amdal yang dibuat PT GC cacat hukum dan pada implementasinya juga tidak dijalankan. Dengan kata lain, dokumen Amdal hanya sebagai persyaratan administrasi belaka.

Dampak langsung yang ditangkap tim adalah penurunan kualitas air yang menyebabkan

rusaknya fungsi biologis. Hal ini terlihat dari ikan-ikan yang mati, tidak mengalirnya air secara normal bahkan 2 sungai tidak berfungsi.

Belum lagi genangan air banjir pada pertengahan 2006 mengakibatkan terendamnya ribuan hektare sawah masyarakat yang berakibat pada keterlambatan panen untuk musim tanam tahun ini.

Jika hal ini terus dibiarkan dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yang akan mengancam kepunahan biota air.

Sungai yang tidak berfungsi sebagai pengatur tata air akan mengakibatkan krisis yang lebih jauh dan berdampak besar berupa krisis ketahanan pangan yang dapat mengakibatkan krisis ekonomi "Kami yakin fakta yang kami temukan hanyalah sedikit dari begitu banyaknya kerancuan, ketidakterbukaan dan ketidakberesan PT GC dalam melakukan ekploitasi intan di Banjarbaru. Ini kejahatan lingkungan," tambah HR Budiman dari Rindang Banua. niz

Copyright © 2003 Banjarmasin Post