Selasa, 10 Oktober 2006 01:06:12
Pelaihari, BPost
Ketegangan antara warga Desa Sumber Mulya, Kecamatan Pelaihari, dengan para penambang bijih besi mencair. Ini setelah penambang memenuhi tuntutan warga, antara lain menyiram badan jalan desa saat memuat/mengangkut (loading) bijih besi.
Kesanggupan itu, disampaikan penambang dalam pertemuan difasilitasi Perusahaan Daerah Baratala Tuntung Pandang, Kamis (5/10), dihadiri Plt Direktur Tambang Hermawan WU ST dan Kepala Divisi Operasional Drs M Riduansyah.
"Alhamdulillah ada kesepahaman warga dengan penambang. Memang masih belum sepakati soal fee desa," jelas Plt Dirut PD Baratala, Agung Prasetia H BE, Jumat.
Seperti diwartakan sebelumnya, warga Sumber Mulya menebar balok kayu dan bebatuan di jalan yang dilintasi truk angkutan bijih besi. Selain wujud protes, juga untuk menghambat laju truk yang melintas agar mengurangi sebaran debu.
Selain menyiram jalan desa, penambang juga menyanggupi memperbaiki kerusakan jalan, mengelola limbah agar tidak lagi mencemari persawahan atau kolam milik warga.
Riduansyah menerangkan, warga Sumber Mulya ngotot mematok fee desa Rp35 ribu per ret, dengan rincian Rp25 ribu untuk desa dan Rp10 ribu menyiram jalan.
Namun pihak penambang --PT Omega Kappa, PT CAS, CV DMA, CV Wisnu Nastiti, dan CV Shatara-- menyanggupi menyiram, dan memberikan fee desa Rp10 ribu.
"Warga kemudian menurunkan menjadi Rp20 ribu per ret, sementara penambang sanggup Rp15 ribu. Karena belum ada titik temu, akan dibahas lagi pada pertemuan Senin," beber Riduansyah.
Diharapkannya, pertemuan lanjutan ini dari pihak penambang langsung dihadiri pimpinannya, bukan diwakilkan, sehingga mempercepat pengambilan keputusan. roy
Copyright © 2003 Banjarmasin Post