Saturday, October 07, 2006

Konsumsi Air Tambang

Sabtu, 07 Oktober 2006 00:56:08

* Warga Awayan alami kekeringan
* Air bercampur batu bara

Paringin, BPost
Kekeringan yang melanda Desa Ambakiyang, Piyait dan Tundakan, di Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan, membuat warga setempat kesulitan mendapatkan air.

Warga terpaksa mengambil air di sekitar lokasi tambang batu bara PT Bantala Coal Mining yang berjarak sekitar satu kilometer dari tempat tinggal mereka.

Air dari sekitar lokasi tambang tersebut selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci, juga untuk dikonsumsi.

Warga mengaku, sudah satu bulan menggunakan air itu, setelah sungai dan sumur mereka kering serta pompa tangan tak mengeluarkan air sama sekali.

Pantauan BPost, sejumlah desa di Kecamatan Awayan terlihat gersang. Sungai-sungai kering, tak menyisakan air sedikit pun. Warga mencari air di lokasi sungai-sungai besar, yang masih ada airnya.

"Air yang kami ambil memang bercampur material warna hitam. Mungkin batu bara. Kami tidak tahu apakah air kami minum ini layak konsumsi," kata Hamsi, warga Ambakiyang dibenarkan warga lainnya kepada BPost, Rabu (4/10).

Warga mengaku was-was juga, kalau kemudian air tersebut bisa menimbulkan penyakit, meski sejauh ini belum ada keluhan selama meminunnya. "Kami tak punya pilihan lain, karena hanya di sana yang ada airnya," tutur warga lainnya.

Untuk mengambil air ke lokasi itu, warga membawa jerigen dengan mengendarai sepeda pancal.

Karena lokasinya yang cukup jauh itu, mereka berharap bantuan pemerintah berupa bantuan air bersih serta tandon air besar penampungan, yang bisa digunakan bersama-sama minimal untuk memasak dan minum. "Warga di sini sudah lama mendambakan bantuan tersebut," kata Hamsi.

Mengenai krisis air yang dihadapi warga itu, Bupati Balangan Seffek Effendi, Rabu (4/10), menyatakan segera memberikan bantuan berupa tandon penampungan dan meminta PDAM menyuplai air bersih.

"Program selanjutnya, mungkin bisa penambahan pipa untuk pompa air," kata Seffek.

Sementara, dua armada mobil tangki pengangkut air, diakui baru bisa melayani Kota Paringin, belum menjangkau pelosok perdesaan. "Ke depan kami akan carikan solusi, program yang tepat untuk mengatasi krisis air," tambah Seffek. han

Copyright © 2003 Banjarmasin Post