Jumat, 04 Agustus 2006
Jakarta, kompas - Sampai akhir tahun ini pasokan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya masih kurang sebesar empat juta ton.
PT Indonesia Power (IP) kesulitan mendapatkan pasokan karena minimnya minat perusahaan tambang batu bara.
Direktur Utama PT IP Abimanyu Suyoso, Kamis (3/8) di Jakarta, mengatakan, tender pertama pengadaan batu bara untuk Suralaya gagal mendapatkan pemenang karena syarat minimal tiga peserta tidak terpenuhi.
"Kalau tender kedua yang sedang dalam proses dua minggu ini juga gagal, PT IP akan menunjuk langsung pemasok batu bara," kata Abimanyu.
Dua perusahaan yang akan ditunjuk itu adalah Berau Coal dan Kideco Jaya Agung. PT IP membuka tender untuk batu bara kalori rendah karena kesulitan mendapatkan batu bara kalori tinggi.
Abimanyu mengatakan, tender harus segera diselesaikan untuk mengamankan pasokan pembangkit yang menjadi tulang punggung utama sistem kelistrikan Jawa Bali tersebut.
PLTU Suralaya berkapasitas 3.400 megawatt (MW) dengan tujuh unit pembangkit untuk memasok jaringan listrik Jawa-Bali. Sejak tahun 2000 hingga 2004, PLTU Suralaya rata-rata memproduksi 21.000 gigawatthour (GWh) listrik.
Posisi cadangan batu bara PLTU Suralaya sekitar 700.000 ton yang cukup untuk kebutuhan 20 hari. PLTU Suralaya memerlukan pasokan batu bara sebanyak 13 juta ton per tahun.
Dari jumlah tersebut, setengahnya dipasok oleh PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (BA) melalui kontrak jangka panjang. Sementara sisanya dipenuhi dari sejumlah perusahaan tambang batu bara melalui tender.
Tahun ini kontrak PT BA dengan PT IP sebesar 6,1 juta ton, tetapi yang dapat dipenuhi oleh PT BA hanya 5,1 juta ton.
Negosiasi harga
Abimanyu membantah bahwa pasokan dari PT BA ke Suralaya seret karena negosiasi harga jual untuk kontrak batu bara tahun ini belum mencapai titik temu.
PT BA meminta kenaikan harga batu bara menjadi Rp 367.000 per ton dari Rp 327.000 per ton. Sementara PT IP hanya sanggup mematok harga tertinggi Rp 345.000 per ton sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2006.
Sekretaris Perusahaan PT BA Milawarma mengatakan, pihaknya tetap mengupayakan negosiasi dengan PT IP meskipun harga yang bisa disetujui PT IP masih jauh di bawah pengajuan PT BA.
"Kami juga tetap berkomitmen untuk memasok kebutuhan PLTU Suralaya meskipun tahun ini memang komitmen yang bisa dipenuhi PT BA di bawah kontrak yang sudah disepakati," ujar Milawarma.
Pihak PLN memperkirakan, pada tahun 2010 kebutuhan batu bara untuk seluruh PLTU yang beroperasi di Pulau Jawa maupun luar Jawa mencapai 71,9 juta ton per tahun. (DOT)