Radar Bnjarmasin Rabu, 2 Agustus 2006
Menolak Beberkan Dana CD
BANJARBARU – Keluhan masyarakat Kelurahan Palam terkait ada tidak dana CD PT Galuh Cempaka masih menjadi tanda tanya. Meskipun, Distam LH membela, dengan mengatakan bahwa perusahaan internasional yang mengeksploitasi intan tersebut dana CD telah ada dan sudah digunakan masyarakat.
“Dana CD PT Galuh Cempaka memang ada, besarnya bervariasi,” kata Kadistam LH Joko Hardianto kepada wartawan Koran ini, belum lama tadi. Namun demikian ditanya berapa besar dana CD PMA itu, Joko menyarankan langsung saja konfirmasi kepada PT Galuh Cempaka. “Jumlahnya silakan Anda tanya kepada ke Galuh,” ujar Joko.
Terpisah, Radar Banjarmasin menghubungi PT Galuh Cempaka, namun bagian humas perusahaan tersebut terkesan tertutup. “Kami sudah baca koran, pada dasarnya kami sependapat dengan keterangan Joko (Kadistam LH),” kata, Arief, Humas PT Galuh Cempaka kepada wartawan koran ini.
Bukan hanya itu, Arief juga terus menghindar saat ditanya berapa dana CD yang dikeluarkan perusahaan yang terus mengeruk hasil alam di bumi Banjarbaru ini.
“Saya tidak bisa menjelaskannya,” terangnya lagi.
Hal ini sungguh ironis, di tengah gencar-gencarnya perusahaan tambang mengekspos pemberian dana CD kepada masyarakat tak tahunya perusahaan yang bercokol di Banjarbaru memilih bungkam. Bahkan, masyarakat tambang pun seolah diabaikan.
“Terus terang kami tidak tahu apakah ada atau tidak dana CD PT Galuh Cempaka yang diberikan kepada masyarakat,” kata Ketua RT 09, Supliannoor kepada Radar Banjarmasin belum lama tadi di sela-sela penilaian kebersihan di Kelurahan Palam.
Ironisnya, perusahaan internasional, beber Supli, tidak terlalu banyak menyentuh terhadap perbaikan kehidupan masyarakat. Memang warga ada yang bekerja di sana, tapi hanya kebagian sebagai buruh saja.
Yang paling menarik ungkapnya, perusahaan milik PMA tersebut selama ini dikenal sedikit sekali menyumbangkan terhadap fasilitas milik masyarakat. Ia menyontohkan, warga pernah mengajukan permohonan bantuan dana untuk renovasi Langgar Nurul Ikhsan RT09, tetapi perusahaan sepertinya menanggapi dingin. “Kami hanya dibantu Rp200 ribu, dan selama setahun hanya tiga kali diberikan bantuan,” terangnya lebih jauh.
Praktis, selama setahun ini masyarakat hanya dibantu Rp600 ribu. Jika dibandingkan dengan keuntungan perusahaan tersebut yang mengeruk SDA tentunya sangat kecil.
Lurah Palam Agus Fahlufi secara terbuka mengaku tidak mengetahui apakah perusahaan itu telah menyalurkan dana CD. Selama ini, kelurahan tidak pernah diberitahukan. “Laporan resmi dari perusahaan itu sama sekali tidak ada,” katanya heran.
Bahkan, selama ini tutur Lurah, ia tidak pernah mengetahui perusahaan itu mengekspos ke koran terkait dana CD. Padahal, seperti perusahaan tambang di daerah lain, bila ada penyerahan dana CD selalu mengekspos di koran. Selain itu, bila ada dana CD, kelurahan pun tak pernah tahu berapa jumlahnya. (why)