Rabu, 02 Agustus 2006 01:35:29
Jakarta, BPost - Saham tiga anak perusahaan tambang PT Bumi Resources Tbk yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin dan PT Indocoal Resources Limited telah dijual kepada Konsorsium Borneo Lumbung Energi.
Bumi Resources awal tahun ini telah menjual 95 persen kepemilikan sahamnya di KPC kepada Borneo. Bersamaan dengan itu, Bumi juga melepas 100 persen sahamnya di Arutmin dan Indocoal Resources Limited.
"Transaksi penjualan saham tersebut akan tuntas September 2006, setelah ditandatanganinya conditional sales and purchase agreement (CSPA)," kata Vice President Business Development Andrew Beckham.
Menurut dia, saat ini pihaknya sedang memfinalisasi naskah legal dengan pihak Borneo.
"Karena ini divestasi nilainya sangat besar, kami harus menyelesaikan proses legalnya secara komprehensif," kata Andrew dalam paparan di depan sejumlah investor di Jakarta, kemarin.
Andrew menjelaskan, begitu proses legal selesai, transaksi akan ditutup dengan penandatanganan CSPA. Kemudian disusul dengan transfer dana oleh Borneo kepada PT Bumi Resources.
"Isi materi CSPA-nya saat ini masih bersifat rahasia. Kami belum bisa membeberkan. Begitu CSPA-nya dinyatakan ditutup, mereka secepatnya akan melakukan pembayaran kepada kami," ujar Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Martindus Pieter.
Dikatakan Andrew, keinginan PT Bumi Resources melepas saham mayoritasnya KPC dan PT Arutmin dilatarbelakangi keinginan perusahaan ini untuk mempermulus langkah merger dengan PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) perusahaan tambang migas. Sebab, tanpa didahului pelepasan di unit bisnis batubaranya pada kedua anak perusahaannya itu, Bumi kerepotan merger dengan EMP.
Dijelaskan Andrew, pihaknya ingin jadwal pelepasan saham KPC dan Arutmin kepada konsorsium Borneo Lumbung Energi tidak molor dari bulan Agustus. Jika proses tersebut tuntas, bulan September berikutnya, pihaknya akan langsung menggenjot langkah merger dengan EMP.
"Merger dengan EMP baru bisa kami lakukan setelah kami selesai melakukan divestasi saham di KPC dan Arutmin," kata Andrew, kemarin.
Meski saat ini sedang dilakukan proses negoisasi transaksi, Andrew menyatakan, kendali operasi ketiga perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur tersebut saat ini masih tetap dipegang Bumi. "Operasional masih dijalankan Bumi Resources," ujar Andrew.
Namun begitu, Andrew menyatakan dari pengelolaan sementara operasional KPC, Arutmin dan Indocoal tersebut, Bumi tidak memperoleh fee tertentu dari Borneo.
Total nilai akuisisi saham ketiga perusahaan Bumi oleh Borneo ini diperkirakan mencapai 3,2 miliar dolar AS.
Jika transaksi ini tuntas, maka nilainya akan melampaui angka transaksi penjualan saham mayoritas perusahaan rokok PT HM Sampoerna Tbk oleh keluarga Putera Sampoerna kepada Philip Morris yang tahun 2005 hanya’ mencapai 2 miliar dolar.
Terbesar Di Lantai Bursa
Di lantai bursa, Bumi merupakan perusahaan energi yang memiliki kapitalisasi pasar sangat besar. Nilainya dikabarkan mencapai Rp16,5 triliun.
Sementara, EMP memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp12 triliun. Jika proses merger kedua perusahaan tambang itu terwujud, maka akan menjadikan perusahaan hasil merger nanti sebagai salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di lantai bursa. Yakni, sekitar Rp28,5 triliun.
Chief Geophysicist Bumi Resources, ES Soemantri kemarin mengungkapkan, dengan merger ini, Bumi akan memperoleh manfaat sangat besar dari EMP, berupa know how dalam pengelolaan lapangan minyak. EMP sendiri saat ini mengelola sejumlah lapangan minyak di luar negeri.
Sementara, Bumi baru mengelola dua blok minyak di Yaman, Timur Tengah yang dibeli dari Gallo Oil Jersey tahun 1999 dan saat ini sedang dalam tahap eksplorasi dan uji seismik kandungan migasnya. "Merger ini akan menciptakan sinergi dua perusahaan dengan keahlian yang sudah dimiliki masing-masing. Mereka (EMP) kan sudah lama masuk di bisnis oil," kata Soemantri. JBP/fin/abs