Selasa, 14 April 2009 | 08:47 WITA
TANJUNG, SELASA - PT Adaro Indonesia diduga kurang optimal dalam melaksanakan reklamasi terhadap bekas areal pertambangan batu bara yang dilakukan kontraktornya di Kabupaten Tabalong dan Balangan, Kalsel.
Informasi diperoleh, dari sekian jumlah lahan tambang emas hitam yang sudah dikeruk kontraktor PT Adaro, yakni PT Pama Persada Nusantara (PAMA), PT Rahman Abdi Jaya (RA), PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) maupun PT Sapta Indra Sejati (SIS) di daerah setempat diduga belum direklamasi dan dibiarkan terbuka begitu saja.
Ironisnya dari beberapa areal bekas tambang batu bara yang luasnya mencapai ratusan meter itu dibiarkan terbuka hingga belasan tahun. Karena cukup lama tidak direklamasi akhirnya beberapa areal bekas tambang batu bara kontraktor PT Adaro menjadi danau.
Seperti areal tambang kontraktor PT Adaro yang berada di daerah Wara di Desa Maburai, Murung Pudak. Berdasar pantauan, areal bekas tambang batu bara yang berada tepat di belakang work shop PT Pama di Km 73 Hauling Road itu telah menjadi danau.
Karena dari permukaan danau tersebut terlihat warna warni, oleh sejumlah masyarakat kerap dipanggil telaga warna. "Keadaan ini sudah berlangsung lama. Setelah digarap tahun 90-an sampai sekarang tidak direklamasi makanya menjadi danau," jelas seorang warga yang tidak mau namanya disebutkan.
Menurutnya, areal tambang di daerah Wara tersebut merupakan lahan pertama tambang batu bara PT Adaro. "Kalau lahan yang pertama saja tidak direklamasi, bagaimana yang baru," katanya miris melihat keadaan tambang batu bara di Bumi Saraba Kawa.
Termasuk areal bekas tambang di kawasan Simpang Empat Sei Ketapi, Kecamatan Paringin, Balangan. "Lahan tambang itu juga tidak direklamasi dan menjadi danau," katanya.
Humas PT Adaro Indonesia, Y Adreansyah membantah pihaknya tidak melaksanakan reklamasi terhadap areal bekas tambang batu bara kontraktornya. "Untuk reklamasi, kita tetap jalan. Bahkan, kita ada rencana mau mengundang pihak terkait maupun wartawan untuk melihat reklamasi yang sudah dilaksanakan," jelasnya.
Bahkan, ia mempersilahkan bagi siapa saja yang ingin melihat langsung hasil reklamasi PT Adaro. "Kalau diceritakan lewat telepon kan kurang jelas. Jadi anda (wartawan) kalau ingin melihat langsung ke lokasi silakan," katanya.
Terkait lahan tambang di daerah Wara, Andre panggilan akrab Adreansyah mengaku itu memang belum selesai ditambang. "Rencananya lahan tersebut memang mau ditambang lagi dan airnya kita keluarkan. Karena menurut rencana hasil tambang di Wara itu untuk bahan bakar PLTU," tandas Andre.