Wednesday, September 10, 2008

Warga Kompleks UKA Turun ke Jalan, “Lebih Baik Kita Menghindar Saja”

Selasa, 09-09-2008 | 01:11:20

PULUHAN sopir truk batu bara langsung mengosongkan bahu Jalan Barito Ilir, ketika puluhan warga simpang 4 Kompleks UKA mengusir mereka, Senin (8/9) pukul 09.00 Wita.

Saat itu, para sopir segera menjalankan truk bermuatan batu bara menuju ke arah Jembatan Basirih. Akibatnya, sempat terjadi kemacetan di sekitar persimpangan jalan tersebut.
“Saya lagi tidur nyenyak. Tiba-tiba puluhan warga membangunkan saya dan memerintahkan pergi dari lokasi parkir. Terpaksa saya harus mencari tempat parkir yang baru,” ujar Amat (28), seorang sopir truk batu bara.
Para sopir manut saja ketika warga meminta mereka memindahkan truk dari depan Kompleks UKA. “Memang kita sempat memarkir di sana. Tapi ada oknum yang mengambil kesempatan dengan meminta bayaran sebesar Rp 20 ribu per hari. Jika warga sudah kesal mau diapakan lagi, lebih baik kita menghindar dari pada terjadi perseteruan,” kata sopir truk lainnya, Samsi.
Ya, kemarin, warga Kompleks UKA  menepati janjinya untuk menggelar unjuk rasa di kawasan tempat tinggal mereka. Hal itu dilakukan karena mereka merasa terganggu akibat truk batu bara parkir di sana.
Puluhan petugas Polsekta Banjarmasin Barat beserta Sat Samapta Poltabes Banjarmasin menjaga kawasan itu dari kemungkinan yang tidak diinginkan.
Aksi demo digelar warga Kompleks UKA RT 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Tujuannya agar aparat dapat menindak tegas truk-truk batu bara yang masih parkir walaupun siang hari.
Ratusan warga kompleks UKA, laki-laki, perempuan hingga anak-anak memadati jalan yang ada di persimpangan Jalan Kompleks Lumba-Lumba depan Pasar eks THR Lingkar Selatan.     
Menurut warga setempat Badriani Noor, selain menutupi jalan, parkiran truk-truk batu bara tersebut juga memperparah kerusakan jalan di kawasan pemukiman mereka.
Warga sempat berdialog dengan Kapolsekta Banjarmasin Barat AKP Hubertus Sondy perihal parkir liar truk batu bara tersebut.
Dalam dialog tersebut Hubertus memberikan solusi yakni agar warga kompleks UKA membuat portal di ruas jalan masuk kompleks, sehingga truk-truk batu bara tidak lagi bisa masuk parkir di sana. Saran yang diutarakan oleh Kapolsek Banjarmasin Barat itu diterima oleh warga.
Hubertus mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya bakal melayangkan surat kepada pihak Dishub agar di tempat itu dipasang rambu-rambu larangan masuk truk batu bara.
Keberadaan truk batu bara di lingkar selatan jua dianggap merugikan oleh Organda unit Trisakti. Ketua Organda Tridsakti, Joko Wahono mengatakan, aktivitas mobil-mobil organda yang menggunakan Jalan Lingkar Selatan menjadi terganggu dan terhambat akbiat aktivitas truk batu bara tersebut. (ee/bb)