Monday, August 18, 2008

Ekspor Batu Bara Dibatasi

Sabtu, 16-08-2008 | 00:36:42

Perusahaan Tak Taat Kena Sanksi
JAKARTA, BPOST
- Perusahaan batu bara di Indonesia diharuskan memasok ke pasar domestik dengan jumlah yang ditentukan pemerintah. Dengan langkah itu, otomatis akan membatasi penjualan ke luar negeri.

Dalam salinan draft Departemen ESDM, disebutkan, pemerintah tiap tahun akan membuat jumlah persentase produksi batu bara yang harus dijual ke pasar dalam negeri.

Dalam draft itu juga disebutkan, kebijakan memasok jatah konsumsi dalam negeri atau dikenal dengan istilah domestic market obligations (DMO) akan dimulai pada tahun depan dan perusahaan yang tidak menaati peraturan akan dikenakan sanksi.

"Kami masih akan membicarakannya kepada para pelaku pasar mengenai ketentuan baru ini," kata Direktur Pembinaan Mineral dan Batu Bara Bambang Gatot Ariyono.

Dalam draft itu juga tertulis, harga batu bara yang dijual dalam kontrak harus disesuaikan setiap bulan mengikuti harga di pasar global. Perusahaan diberi waktu tiga bulan untuk negosiasi ulang kontrak jangka panjang demi memenuhi ketentuan peraturan baru ini.

Seperti diketahui, permintaan batu bara domestik untuk pembangkit listrik akan melonjak sebesar 32 juta metrik ton setiap tahun hingga 2010. Itu terkait dibukanya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru berkapasitas 10.000 megawatt dengan batu bara sebagai bahan bakarnya.

Kebijakan baru pemerintah ini dipastikan akan memengaruhi ekspor batu bara Indonesia, yang merupakan eksportir batu bara thermal terbesar dunia. "Tanpa ada kerusakan di sejumlah tambang, pasokan dari Indonesia ke pasar dunia akan sangat terbatas, dengan demikian persediaan batu bara dunia akan sangat ketat," kata Michael Dixon, Executive General Manager AME Mineral Economics menanggapi keputusan itu.

Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) memprediksi produksi naik 9 persen menjadi 235 juta ton pada 2008. Harga batu bara dunia terus meningkat menyusul meningkatnya permintaan dari Asia di samping karena China, produsen dan konsumen batu bara terbesar dunia mengurangi ekspor.

Harga batu bara thermal di pelabutan Newcastle Australia, sebagai patokan di Asia, mencapai rekor tertingginya 194,79 dolar AS per ton pada 4 Juli lalu. (bc/rai)