Selasa, 26-02-2008 | 01:24:44 | |
BANJARMASIN, BPOST - Seorang peneliti mikrobiologi, Maman Turjaman mengatakan, terobosan rehabilitasi lahan tandus dengan pemanfaatan teknologi mikrobiologi dengan menggunakan mycorrhiza kini telah diujicobakan di hutan pertambangan Adaro di Kabupaten Tabalong. Dikatakannya, lahan bekas penambangan batu bara seringkali minim bahkan tidak ada lapisan topsoil yang sebenarnya banyak mengandung unsur hara. Pada lahan kurang subur atau tandus ini mycorrihza bisa diaplikasikan. Jenis jamur ini bisa meningkatkan kesuburan tanaman. Demikian disampaikan peneliti ini dalam internasional workshop Pemanfaatan Teknologi Rhizosfer dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman pada Tanah Tandus di Rattan Inn, Senin (25/2). Untuk merintis pertumbuhan vegetasi, lahan tambang yang tandus perlu ditanami tumbuhan fast growing seperti sengon dan eucalyptus bersimbiosis dengan mycorrhiza. Untuk eucalyptus, jenis yang digunakan ectomycorrhiza dan arbuscular mycorrhiza. Sedangkan untuk sengon, bisa menggunakan arbuscular mycorrhiza dan rhizobium. Jenis jamur ini umumnya diambil dari hutan yang belum dibuka ataupun lahan asal. Setelah itu, barulah ditanami tumbuhan lain antara lain meranti, gGaharu dan ulin. "Dengan kita tanam berbagai jenis maka kondisinya bisa kembali ke kondisi lahan awal, sumber daya tanah semula. Selain itu, pepohonan tersebut dapat diberdayakan untuk perekonomian masyarakat," ujarnya. Sementara itu, Irnayuli Sitepu, ahli bakteri, mengemukakan teknologi pemanfaatan bakteri pun tak kalah ampuh untuk merintis vegetasi di lahan tandus. Irna menjelaskan kandungan sulfur di lahan bekas penambangan sangat tinggi akibat pemprosesan batu bara, seringkali timbul kubangan acid mine drainage. Bakteri seperti halnya thiobacillus desulfurikans dapat membantu mem-break down sulfur yang tinggi tersebut sehingga tidak terakumulasi di lahan tersebut. Bakteri-bakteri ini, kata dia, diaplikasikan dulu di persemaian lalu dipindahkan ke lahan tambang. Dan selain itu, penting pula untuk mengaplikasikan rhizobium untuk fiksasi nitrogen, unsure hara yang dibutuhkan pertumbuhan tanaman. "Lahan tambang umumnya telah terkontaminasi toksit, lahan jadi beracun dan susah ditumbuhi Di samping mengaplikasikan bakteri pereduksi sulfur dan bakteri penetralisir toksit, perlu pula untuk mengaplikasikan rhizobium. Bakteri ini penting untuk memfiksasi nitrogen dari udara ataupun tanah," jelasnya. (aa)
|
Kumpulan kliping WALHI Kalsel yang bersumber dari berbagai media massa di Kalimantan Selatan dengan issue pertambangan.