Rabu, 21 November 2007
Radar Banjarmasin
BANJARMASIN,- Polemik keberadaan stockpile batubara di kawasan Jl PM Noor, Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat, sampai saat ini tak berkesudahan. Masyarakat yang tinggal di sekitar penumpukan emas hitam itu merasakan dampak yang mengganggu kenyamanan hidup. Salah satunya pencemaran lingkungan.
Dampak yang ditimbulkan itu membuat Bapedalda Kota Banjarmasin lebih selektif dan hati-hati untuk memperpanjang izin gangguan lingkungan milik 5 perusahaan stockpile yang masa berlakunya hampir habis. Opsi yang ditawarkan pun hanya dua, yakni ditutup atau izinnya diperpanjang.
Soal pencemaran ini, masyarakat sering mengeluhkan dan menyampaikannya kepada instansi berwenang. Bapedalda sering mendengarkan laporan itu. Seperti yang diungkapkan Kepala Bapedalda drh Rusmin A MS, banyak keluhan yang disampaikan. Seperti dampak kesehatan berupa gangguan pernapasan, jika musim kering lingkungan berdebu, kualitas udara terganggi, kualitas air menurun, dan terjadi kebisingan.
“Dari laporan seperti itu, kami akan mempertimbangkan apakah izin gangguan lingkungan itu diperpanjang atau tidak,” ujar mantan Kepala Dinas Pertanian Kota Banjarmasin itu.
Jika tidak diperpanjang berdasarkan pertimbangan laporan masyarakat tadi, tak mustahil aktivitas stockpile di kawasan Jl PM Noor itu akan ditutup. “Pertimbangan ini nantinya akan disampaikan kepada Walikota, sebelum menerbitkan dan tidaknya perpanjangan izin gangguan lingkungan tersebut,” kata Rusmin.
Izin ganggunan lingkungan 5 stockpile itu akan berakhir. Ada yang habis pada awal tahun 2008 nanti. Ada pula yang berakhir pada akhir tahun 2009 mendatang.
Selain berpolemik dengan lingkungan, sebelumnya keberadaan stockpile ini juga dipersoalkan karena truk pengangkut batubara menuju stockpile beraktivitas siang dan malam. Khususnya siang hari, masyarakat yang dilewati angkutan merasa terganggu. Tak hanya mengganggu ketenangan beraktivitas dan berusaha, tapi juga mengancam keselamatan jiwa. Bahkan, jalan yang dilintasi angkutan batubara itu sebagian mengalami kerusakan.(yha)