Friday, 17 August 2007 01:34
KOTABARU, BPOST - Sejumlah nelayan di Desa Rampa, Kotabaru mengaku melihat pekerja ponton (kapal pengangkut batu bara) membuang sisa batu bara di sekitar perairan Tanjung Pemancingan."Saat mencari udang dan ikan, kami melihat beberapa pekerja kapal ponton membuang sisa batu bara ke laut," kata Sito yang diamini beberapa rekannya, Kamis (16/8).
Pembuangan sisa batu bara itu juga terjadi di sekitar Pulau Sebuku, Muara pantai dan lainnya. Batu bara dibuang saat ponton telah memindahkan batu bara kualitas baik ke kapal pengangkut lainnya.
Sito dan beberapa rekannya, mengaku sisa batu bara itu merusak biota laut, karena endapan batu bara berbahaya bagi kehidupan di dasar laut.
"Kami pernah menanyakan hal itu dengan ahli kelautan dari Banjarmasin. Menurutnya, batu bara yang langsung dibuang ke laut akan membunuh flankton," katanya.
Mengutip penuturan ahli itu batu bara mengandung sulfida (belerang), kandungan ini membuat batubara menjadi panas dan apabila dibuang ke laut maka bisa membunuh flankton.
Sementara Ketua Ikatan Nelayan Saijaan Kotabaru Arbani, mengatakan, nelayan sudah merasakan dampak dari pembuangan sisa batu bara itu. Sejumlah kawasan tangkapan yang dulu banyak ikannya menjadi berkurang.
"Mudah-mudahan, pemerintah daerah dan dinas terkait lainnya peduli dengan kondisi saat ini. Kalau dibiarkan kami khawatir ikan terus berkurang," kata Arbani.
Sementara nelayan penggondrong yang biasa mencari udang menggunakan lampara dasar mini bisa bernafas lega. Pasalnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tarjun telah mengangkat limbah sebanyak 3.200 meter kubik buangan batu eks alur kolam pelabuhan.
Konsultan pengangkatan batu dari tim riset Universitas Lambung Mangkurat Suhaili Asmawi, mengakui, keberadaan limbah itu memang menganggu nelayan, seperti jala tersangkut.
Bupati Kotabaru Sjcahrani Mataja berharap rampungnya pengangkatan batu bisa menyelesaikan konflik antarnelayan dan pihak perusahaan.
"Mari kembali kita bangun kebersamaan dengan tujuan membangun Kotabaru," katanya. dhs