Jumat, 25 Mei 2007
BANJARMASIN ,- Batubara agaknya selalu membuat repot. Bukan hanya soal truk pengangkut emas hitam itu yang masih melewati jalan umum, atau masyarakat yang mengeluhkan keberadaan penumpukan batubara atau stockfile di dekat pemukiman mereka. PT PLN (Persero) Wilayah Kalselteng pun, ternyata mengeluhkan keberadaan stockfile yang berdekatan dengan PLTD Trisakti itu. Sebabnya, debu batubara itu sampai ke mesin pembangkit listrik.
Manager Sektor Pembangkit Barito PT PLN (Persero) Wilayah Kalselteng, Antono, mengeluhkan debu batubara tersebut saat melakukan raker dengan Komisi III DPRD Kalsel, Rabu (23/5) lalu.
Dijelaskan Antono, debu batubara sangat berpengaruh pada filter mesin pembangkit listrik. Bahkan dia pun telah mengirimkan surat keberatan. Namun ternyata tetap tak digubris. “Akhirnya, terpaksa kita yang menyesuaikan diri,” ujarnya.
Caranya? “Kita sesuaikan dengan pemeliharaan mesin. Filter mesin yang seharusnya baru diganti setelah 6 bulan beroperasi, terpaksa sudah dalam 3 bulan saja,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kalsel Gusti Perdana Kesuma (FPG) mempertanyakan tentang tersendatnya pasokan batubara sebagai bahan bakar di PLTU Asamasam sehingga berdampak terjadi pemadaman, beberapa waktu lalu. Dana, sapaan akrab politisi muda parpol berlambang pohon beringin itu menyarankan, jika memang terkendala batubara maka diminta agar PLTU Asamasam memperluas stockfile-nya sehingga dapat menampung suplai batubara lebih banyak.
GM PT PLN Wilayah Kalselteng Ir Ari Agus Salim MM mengakui hal itu. Hanya saja, ditegaskan Ari, sangat tidak mungkin bagi PLTU Asamasam memperluas stockfile sehingga dapat menampung lebih banyak batubara. “Jika ditumpuk terlalu lama maka akan mengubah kadar kalori batubara,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertambangan Kalsel Ali Muzanie mengungkapkan bahwa pada 4 sampai 6 Mei 2007 lalu terjadi curah hujan yang cukup tinggi sehingga PT SSDK tidak dapat berproduksi, yang berakibat tidak dapat mensuplai batubara ke PLTU Asamasam.
Kepada wartawan, Ari menepis jika pasokan batubara itu menjadi satu-satunya penyebab pemadaman listrik. Menurutnya, pemadaman itu yang dikategorikan sebagai pemadaman tidak terencana, terjadi karena ada gangguan seperti gangguan yang terjadi akibat faktor luar, diantaranya angin ribut atau petir. Gangguan itu pun dapat terjadi karena faktor internal seperti kerusakan peralatan. “Kemudian ada pula karena gangguan sesaat, misalnya kita melakukan pemeliharaan jaringan pada gardu-gardu listrik, seperti melakukan pengencangan sambungan kawat-kawat listrik,” pungkasnya. (pur)