Wednesday, April 04, 2007

Kapal Batu Bara Terdampar

Minggu, 04 Maret 2007 02:20

Ombak Laut Jawa capai 5 meter

  • Dua kapal nelayan tenggelam

Pacitan, BPost
Cuaca buruk mengempaskan kapal Entebestar 20 bersama tongkang Finacia 36 yang mengangkut puluhan ton batu bara ke Pantai Teleng, Desa Sidoarjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Sejumlah awak kapal dibantu nelayan setempat sibuk memperbaiki kerusakan di beberapa bagian kapal. Awak kapal menolak memberikan keterangan.

Menurut Slamet (45), nelayan setempat, kapal dan tongkang yang berasal dari Kalimantan tersebut terseret ombak hingga melenceng puluhan mil dari jalur pelayaran kapal besar. Kapal membawa 15 awak. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

"Kapal berangkat dari Kalimantan menuju Cilacap. Kapal terdampar Sabtu dini hari karena ombak besar disertai angin kencang," kata Slamet, kemarin siang.

Sementara itu kapal pengangkut batu bara dari kesulitan sandar di pelabuhan Gresik, Jatim. Kapal masih terapung-apung di perairan Laut Jawa di utara Gresik.

Hal ini terkait tertahannya banyak kapal di pelabuhan. Administrasi Pelabuhan mengeluarkan larangan berlayar karena ombak besar.

Salah satu kapal yang tertahan adalah Kapal Motor Bahari Express 8B tujuan Bawean. Kapal yang rencananya membawa sekitar 150 penumpang seharusnya berangkat Sabtu (3/3) pukul 09.00. Sejumlah calon penumpang menukarkan kembali tiket mereka.

Ombak di Laut Jawa 3-5 meter. Ombak menenggelamkan KM Tristar 9 yang berangkat dari Gresik ke Bawean, sehari sebelumnya.

"Larangan ini demi keselamatan penumpang sampai cuaca memungkinkan pelayaran. Kondisi saat ini masih membahayakan," kata Kepala Adpel Gresik Asmari.

Kemarin, dua kapal nelayan tenggelam diempas gelombang di perbatasan Selat Sunda dan Samudera Hindia di perairan Pandeglang, Banten. Enam nelayan yang selamat sudah kembali ke rumah sedangkan lima lainnya dievakuasi oleh Tim SAR Angkatan Laut setelah terdampar di kawasan Ujung Kulon.

Dua kapal yang diawaki 11 nelayan itu adalah Kapal Motor Bagas Putera dan KM Maulana Makmur. Kedua kapal kandas di perairan antara Tanjung Alang-alang dan Pulau Panaitan akibat tingginya gelombang di Selat Sunda beberapa hari terakhir.

Dalam musibah itu enam anak buah kapal yang sempat tenggelam berhasil diselamatkan rekan mereka dari kapal lain. Sementara lima nelayan lain terdampar dan diselamatkan anggota TNI dari Pangkalan Angkatan Laut Banten.

Ombak besar juga menghambat penyeberangan Merak-Bakauheni. PT ASDP Cabang Merak, Banten, kerap mengeluarkan larangan berlayar bagi kapal cepatnya karena cuaca buruk melanda Selat Sunda.

"Cuaca di Selat Sunda, khususnya Merak tergolong buruk. Ombak tidak tenang, dan turun hujan, jadi dihentikan untuk sementara," ujar Manajer Operasional PT ASDP Merak, Endin Juhaendi, Rabu lalu.

Hari itu 12 kapal cepat yang biasanya melayani penyeberangan Merak-Bakauheni dan sebaliknya, tak dioperasikan. tic/kcm/lec