Tuesday, March 06, 2007

Kalsel Harus Jadi Pusat Baja Nasional

Rabu, 24 Januari 2007

Banjarmasin, Kompas - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengharapkan Kalimantan Selatan bisa berusaha secara efisien dengan memanfaatkan sumber daya alam secara baik. Sumber daya alam tidak boleh dihabiskan begitu saja sehingga meninggalkan kerusakan alam penyebab bencana.

"Untuk usaha yang efisien, daerah ini bisa mulai dari pengembangan usaha baja. Kalsel di masa mendatang harus menjadi pusat baja nasional," kata Wapres dalam pertemuan para pengusaha Banjar yang tergabung dalam Saudagar Banjar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (23/1).

Wapres menilai Kalsel sangat kaya akan bijih besi. Namun selama ini bahan tambang itu dikeruk untuk dijual ke luar negeri sehingga tidak banyak dimanfaatkan untuk kemakmuran provinsi itu sendiri. Untuk itu, Wapres minta PT Krakatau Steel membuka pabrik baja di Kalsel.

Selama ini pengelolaan pabrik baja menjadi tidak efisien karena pabrik PT Krakatau Steel berada di Banten. Biaya produksi menjadi besar karena sumber energi untuk menggerakkan pabrik harus didatangkan dari daerah lain, sementara bahan baku bijih besi justru diimpor. Akibatnya, harga baja Indonesia mahal.

Menurut Wapres, kesalahan itu harus diperbaiki. Semestinya Kalsel lebih maju jika bisa memanfaatkan kekayaan alam. Misalnya, batu bara dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, bijih besi untuk industri baja nasional, dan sektor perkebunan menjadi pusat sawit dan karet.

"Lalu, apa kurangnya Kalsel sehingga tidak bisa maju? Penduduknya pun hanya sekitar 3,5 juta jiwa," katanya.

Salah satu kekurangannya, kata Wapres, karena semangat berusaha masyarakatnya kurang. Karena itu, Wapres juga berharap agar Kalsel mampu menghasilkan kader-kader pengusaha yang lebih banyak. Otonomi daerah yang sudah berjalan semestinya memberikan ruang sangat besar untuk tumbuhnya pengusaha daerah.

"Kita jangan lagi menjadi bangsa yang terus meminta-minta kepada bangsa lain. Jangan lagi menjadi pengusaha yang kerjanya jualan surat-surat atau lobi-lobi," katanya. (FUL)