Friday, March 30, 2007

Alur Asam Asam Makin Kritis

Kamis, 15 Maret 2007 01:25

Pelaihari, BPost
Kondisi alur sungai Muara Kintap dan Asam Asam semakin kritis. Tongkang batu bara kini tidak bisa lagi melintas menyusul sedimentasi (pendangkalan) sporadis yang terus berlangsung.

"Kedalamannya saat ini paling hanya 2 LWS (sekira 2 meter), padahal untuk bisa dilewati tongkang minimal 4 LWS dalam kondisi surut," kata Kabid Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Tanah Laut Rijani, Senin (12/3).

Kondisi terparah terjadi di alur Asam Asam, apalagi alur ini cukup lama terbengkalai sejak beberapa tahun lalu. Bentang sedimentasi cukup panjang, lebih 100 meter dari titik paling parah di bagian muara.

Sementara, meski kondisinya tidak separah alur Asam Asam, namun tongkang batu bara juga tidak berani melintasi alur Muara Kintap. Alur ini mulai mengalami sedimentasi sejak pertengahan 2006 lalu bersamaan terjadinya musibah banjir.

Sedimentasi sporadis, sebut Rijani, terjadi pada musim barat dan tenggara atau sekitar Agustus hingga Desember. Jika kedua alur tersebut terus dibiarkan, diperkirakan alur akan mengalami penyempitan. "Soalnya itu kan pasir, lama-lama akan menjadi gosong dan membentuk daratan."

Dalam kondisi normal, pendangkalan di sungai mencapai satu centimeter per hari. Ketebalan pendangkalan bisa dua kali lipat atau bahkan lebih dalam kondisi abnormal, seperti, musim barat dan tenggara.

Meski kondisinya kritis, namun kedua alur tersebut masih bisa dilintasi oleh kapal atau perahu nelayan setempat. Aktivitas mereka menuju laut untuk mencari ikan masih bisa berjalan lancar.

Keterbatasan kedua alur tersebut pun secara nyata berimbas pada berkurangnya pendapatan asli daerah. Tahun ini, misalnya, dishub mencoret penerimaan dari alur Muara Kintap karena sejak tahun lalu alur itu tidak lagi dilintasi tongkang batu bara.

Sementara alur Asam Asam sejak beberapa tahun lalu nihil kontribusi. Data di Badan Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah, alur ini hanya sekali memberikan kontribusi yakni 2004 lalu. Penyebab terbengkalainya alur akibat ketidakmampuan perusahaan pengelola dalam menyelesaikan pengerukan. Bupati Tala sendiri akan mencari pihak ketiga untuk mengelola alur ini.

Khusus alur Muara Kintap, Rijani mengatakan pengelola (PT MPL) tahun ini akan melakukan pengerukan. roy

Copyright © 2003 Banjarmasin Post