Selasa, 02 Januari 2007 01:01
Martapura, BPost
Direktur Bina Lingkungan Hidup Indonesia (BLHI) Kalimantan yang juga Ketua Forum Komunikasi Pengusaha Tambang Batu Bara (FKPTB2) Banjar, Badrul Ain Sanusi dituding bermuka dua. Pasalnya, selain aktif di LSM lingkungan, Badrul terkesan selalu membela pengusaha batu bara.
"Tidak etis, jika aktivis lingkungan seperti Badrul, di satu sisi juga membela pengusaha batu bara. Menurut saya, ia sudah mendua," ujar anggota DPRD Banjar, H Syarkawi.
Ia mengaku mengenal Badrul dulu sangat intens mengadvokasi masyarakat terkait dugaan pencemaran lingkungan oleh perusahaan batu bara. Namun, sekarang Badrul terkesan membela pengusaha, apalagi setelah ia dipercaya menjadi Ketua FKPTB2 Banjar.
Dikatakan, keluhan warga di Kecamatan Pengaron terkait pencemaran lingkungan tentu tidak mengada-ngada, karena mereka sendiri yang merasakan dampaknya.
"Dulu sebelum banyak perusahaan tambang, air Sungai Riam Kiwa sangat jernih dan banyak ikannya. Saya sering mencari ikan hanya dengan memanah saja, karena airnya jernih. Sekarang, air sungai keruh dan sulit mencari ikan," terangnya.
Sekitar tahun 1995, warga di Batang Banyu hingga Baliangin pernah komplain terhadap sebuah perusahaan, karena telah mencemari lahan pertanian warga. Saat itu, lanjutnya, warga memperoleh kompensasi karena memang ada pencemaran lingkungan. Lahan pertanian warga sampai sekarang tidak bisa ditanami, karena sudah tidak subur lagi akibat pencemaran batu bara itu.
Syarkawi mengaku sedih, setelah Badrul kepada media justru menuding oknum masyarakat yang menyebar potas untuk menangkap ikan sebagai biang pencemaran Sungai Riam Kiwa.
"Saya berharap, Badrul tegas memilih salah satu lembaga yang tetap dipegangnya, apakah BLHI ataukah FKPTB2. Jangan sampai terjadi dualisme. Malah, kalau perlu, Badrul lebih baik tetap di BLHI, sehingga bisa membela kepentingan masyarakat secara lebih bebas," usulnya.
Sementara Direktur BLHI Badrul Ain mengatakan, dirinya berterima kasih adanya pihak yang peduli dengan perjuangannya. Menurutnya, keberadaan di forum tambang sebenarnya untuk memberikan kontrol sehingga pengusaha tambang tidak serampangan dalam mengusahakan areal tambang.
"Perjuangan melindungi lingkungan justru lebih mengena kalau saya terlibat langsung di forum tambang. Namun, kalau memang disuruh memilih, saya memang condong tetap di BLHI," ucapnya. adi
Copyright © 2003 Banjarmasin Post