Thursday, January 11, 2007

Dermaga Terapung Jadi Alternatif Terminal Batu Bara

Kamis, 11 Januari 2007
Palangkaraya, Kompas - Pembangunan dermaga terapung menjadi salah satu alternatif di Kalimantan Tengah karena provinsi itu belum memiliki dermaga khusus batu bara. Selama ini batu bara asal Kalimantan Tengah harus dikirim lewat terminal curah di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.

Demikian disampaikan Kepala Subdinas Pertambangan Umum Dinas Pertambangan Provinsi Kalimantan Tengah Syahril Tarigan Rabu (10/1).

"Dengan adanya dermaga terapung di Kalteng, pajak ekspor nantinya juga masuk ke Kalteng," kata Syahril.

Menurut dia, dermaga terapung dapat dibangun di Laut Jawa, tidak jauh dari muara Sungai Kapuas. Lokasi perairan yang dipilih adalah yang berkedalaman lebih dari 18 meter.

Kedalaman tersebut merupakan syarat untuk dapat melayani tongkang berkapasitas lebih dari 100.000 ton yang sering digunakan mengekspor batu bara.

Untuk mencapai dermaga di Muara Kapuas, transportasi batu bara dari lokasi penampungan di Kabupaten Murung Raya bisa menempuh rute ke Mengkatip, Barito Selatan, dengan kereta api. Dari Mengkatip, batu bara diangkut tongkang melalui Sungai Barito hingga Kapuas Murung untuk selanjutnya menuju dermaga terapung.

Selama ini batu bara dari Murung Raya harus diangkut truk ke tepian Barito sejauh 67 kilometer. Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Barito sepanjang 750 kilometer menggunakan tongkang menuju terminal curah internasional di pelabuhan khusus batu bara di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.

Biaya angkutan truk batu bara adalah 8 sen dollar AS–9 sen dollar AS per ton per kilometer. Biaya transportasi tongkang 1 sen dollar AS–2 sen dollar AS per ton per kilometer. Angkutan kereta api biayanya 3 sen dollar AS-5 sen dollar AS per ton per kilometer.

Surutnya Sungai Barito di musim kemarau juga kerap membuat tongkang berkapasitas 5.000 ton kandas. Masalah lain adalah padatnya lalu lintas air di hilir Barito karena sungai tersebut juga merupakan jalur transportasi kapal penumpang dan barang.

Jika ada penambahan produksi batu bara di Kalsel dan Kalteng, jalur itu dipastikan semakin padat. "Jalur ke dermaga terapung Kalteng dapat menjadi jalur alternatif," kata Syahril.

Dinas Pertambangan dan Energi Kalteng mendata, potensi batu bara yang tereka (estimated) di provinsi itu mencapai 2,085 miliar ton, potensi terindikasi (indicated) 1,073 miliar ton, dan terukur (measured) sebesar 684,931 juta ton.

Produksi batu bara Kalteng 2006 diperkirakan mencapai lima juta ton dan akan menembus 20 juta ton per tahun pada tahun 2009. (CAS)