Saturday, October 14, 2006

Tiga Opsi Pabrik Baja

Kamis, 05 Oktober 2006 01:47

Banjarmasin, BPost
Pembangunan pabrik baja di Kalimantan Selatan masih belum ada kepastian kapan dilaksanakan dan di mana akan ditempatkan. Pihak PT Krakatau Steel selaku investor, masih melakukan berbagai penelitian terkait kesediaan bahan baku.

General Manager PT Krakatau Steel, Irvan Kamal mengungkapkan, untuk membangun pabrik baja di Kalsel pihaknya menyiapkan tiga opsi. Yakni, pembangunan melalui jalur fast track, jalur normal dan jalur quick win.

"Masing-masing opsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal itu terkait dengan hasil survei kepemilikan KP (kuasa penambangan)," ujarnya saat pemaparan rencana pengembangan industri berbasis sumber daya lokal di Kalsel yang dihadiri Gubernur Rudy Ariffin, Rabu (4/10) di Hotel Victoria.

Irvan mengatakan, survei kepemilikan KP itu untuk memastikan ketersediaan bahan baku berupa bijih besi sebagai bahan baku utama industri besi baja. Survei dilakukan tim yang beranggotakan 18 orang yang kini sudah mulai terjun lapangan.

"Survei kita jadwalkan kelar akhir tahun ini. Sehingga 2007 kemungkinan besar kita sudah bisa menentukan kapan dan di mana pabrik akan kita bangun. Dengan catatan itu menggunakan jalur quick win," lanjut Irvan.

Alasannya, melalui jalur quick win, pihaknya tidak melakukan eksplorasi sendiri bahan baku melainkan menggandeng para pemilik -pemilik KP yang ada. Selain itu, jalur tersebut menggunakan bahan baku berkadar rendah.

Kemudian jalur fast track adalah pembangunan pabrik dengan mendapatkan mitra strategis yang telah memiliki KP eksplorasi bijih besi dan telah melakukan eksplorasi. Sama halnya seperti jalur quick win, hanya saja berbeda dengan kualitas bahan baku yang digunakan.

Terakhir jalur normal, PT Krakatau Steel tidak hanya sebagai pengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan jadi, tetapi juga melakukan sendiri penambangan bijih besi yang diperlukan. Karena semua itu dilakukan untuk mendapatkan kualitas besi primer.

Sementara itu, Gubernur Rudy Ariffin mengakui pertambangan di Kalsel sering terjadi tumpang tindih kepemilikan KP. Kemudian masalah lainnya, bijih besi di Kalsel banyak tersedia di dalam hutan konservasi.

"Kalau kita paksakan bisa jadi nanti pertambangan yang dilakukan dianggap ilegal," tukasnya.ais

Copyright © 2003 Banjarmasin Post