Selasa, 02 Januari 2007 01:47:52
Hasil riset ilmuwan dari Observatorium Bumi Lamont-Doherty Universitas Columbia AS, sungguh membangkitkan bulu kuduk. Betapa tidak, gempa bumi tektonik yang umumnya menghancurkan apa saja ternyata bisa dipicu penambangan batubara.
Bencana dahsyat inipun bisa melanda bumi Kalimantan, termasuk Kalimantan Selatan yang telah bopeng akibat penambangan batubara. Apalagi, hingga kini di wilayah Banua tak sedikit lokasi bekas penambangan yang telantar alias tak dilakukan reklamasi.
Menurut temuan Observatorium Bumi, gempa tektonik bisa terjadi secara alami dan dapat dipicu aktivitas manusia. Di antaranya, penambangan batubara. Ini dibuktikan fakta yang terjadi di Australia 7 tahun lalu (28 Desember 1989). Gempa bumi berkekuatan 5,6 Mw (momen magnitude) melanda wilayah Newcastle di New South Wales hingga menewaskan 14 orang, luka-luka 160 orang, dan kerugian material 3,5 miliar dolar AS.
Penelitian yang dilakukan Christian D Klose dari Observatorium Bumi Lamont-Doherty itu menyimpulkan bahwa gempa tersebut dipicu perubahan kekuatan lempeng tektonik karena penambangan batubara di bawah tanah yang berlangsung 200 tahun. Misteri itu diungkap Klose dalam pertemuan Himpunan Geofisika Amerika di San Fransisco, California.
"Pengambilan jutaan ton batubara dari area tersebut menyebabkan tekanan besar yang memicu gempa Newcastle," jelas Klose, kemarin. Faktor yang lebih menentukan sebenarnya pengambilan air untuk mengalirkan bongkahan-bongkahan batubara.
Untuk menghasilkan 1 ton batubara diperlukan 4,3 ton air untuk mengekstraknya. Bahkan ada fasilitas pertambangan yang menyedot hingga 150 ton air untuk menghasilkan 1 ton batubara saja. Selain batubara, Klose mengidentifikasi sekitar 200 aktivitas manusia yang bisa memicu getaran khususnya dalam 60 tahun terakhir. Kebanyakan memang dari aktivitas penambangan, namun sepertiganya dari pembangunan konstruksi bendungan.
Penambangan minyak dan gas juga memicu gempa bumi. Gempa bumi terbesar yang dipicu aktivitas manusia adalah tiga gempa berturut-turut di ladang gas alam di Gazli Uzbekistan 1976-1984.
Menurutnya, pada dasarnya setiap aktivitas yang menyebabkan tekanan di kerak bumi memicu gempa. NG/kcm
Copyright © 2003 Banjarmasin Post